Kala itu aku juga brutal, walaupun tidak memperkosa Naomi namun aku menyiksanya cukup keras. XXNX Air mata nya terus berlinang, membuat aku semakin bersemangat. “Sebaiknya kita lepaskan saja”, kataku. Ia berteriak kuat, antara kesakitan di tangan, juga ia takut aku memperkosanya. Kedua temanku bukan dari negara kita, aku tidak pernah menanyakan kebangsaannya, karena komunitas kami melarang membedakan suku atau kebangsaan, namun kami lebih mementingkan kebersamaan sesama kepercayaan. Aku sangat-sangat tidak menyukai penjajah sialan itu. Air mata nya terus berlinang, membuat aku semakin bersemangat. Namun kian hari aku kian terjerumus, mungkin karena komunitas ini, komunitas yang sedang aku manfaatkan hanya untuk membalaskan dendamku.Aku juga tidak mengerti dengan pemikiranku, dendam leluhurku menjadi dendam turunan bagiku.
