Tapi bukan Chie. “Untukmu?” senyumku sambil menatapnya. Bokepindo Jay berpaling, menatap pandanganku. Aku hanya tertawa saat kepalannya menyentuh lenganku. “Cukup segitu?” tanya Jayu lagi. Membuatku salah tingkah dengan kegelianku sendiri. Ucapan itu sangat pahit dan mengena. Merasakan kehangatan air matanya yang membasahi dadaku. Kupeluk pundak Chie dan menggandengnya, merasakan tubuh itu menggigil di lenganku.Saat itu aku sangat ingin memarahi Jay. “Ray, tambah tua aja lu.”
Aku tertawa dan menghisap Marlboro di jepitan bibirku dalam-dalam, tersedak saat sesuatu menutupi mataku.“Raay! Ada apa? Jay, kenapa dia bisa setenang itu, kenapa seakan ia tidak mau melihat apa yang sedang terjadi?“Ray, aku sayang kamu,” Chie memelukku dengan kedua lengannya. “Masalah apa?” tanya Ray.
>