“Santai dulu ya om, sembari denger musik”.Dia pesen minuman, beralkohol lagi. niikmaat!!” dia pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatnya maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatku, dan akhirnya dia semakin tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan.“Hh..sshh.. Bokepindo Lidahku yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain.“Ouuch.. uugghh.. Ortu kamu?”
“Bukan om, ortu mana mampu bayarin kos gaya apratmen gini, mana lengkap banget kan fasilitasnya. Lidahnya menari-nari di mulutku. Aku ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Dia terdiam. Glek, aku sampe nelen ludah menikmati pemandangan yang membuat pikres itu (pikiran jadi ngeres).“Masuk om”, katanya mempersilahkan aku masuk kekamarnya. Uhh .. “Mo nyusahin ni Mey”. Tadi nikmat banget yaa padahal om belum apa-apa.
