“Linda ulang tahun. Bokepindo Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herman. Apalagi sampai jatuh cinta. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Tidak terlihat ada pesta. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan Mbak Indri menjanjikan macam-macam agar aku tidak terus menangis. Tapi aku tidak suka kalau dikeloni Ayah.Entah kenapa, mungkin tubuh Ayah besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yang cukup lebat. Linda mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yang membusung padat dan kenyal.Dia membisikkan sesuatu, tapi aku tidak mengerti dengan permintaannya. “Iya.”
“Memangnya ada apa?” tanyaku lagi. “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.“Ohh…”, Linda mengeluhh panjang sambil menggelimpangkan tubuhnya ke samping. Aku tidak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal.
