Matanya yang jernih indah menatapku bahagia, dan seraya tersenyum dia berkata, “sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk mengawal baik-baik anak kami, bila embrio itu tumbuh nanti. Bokepindo Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Aku bangga dan bahagia telah sukses melakukan tugasku. Sementara dia rupanya telah tidak sabar, dielus dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Butir-butir keringat mulai mengairi tubuh telanjang kami berdua. Dalam umur kami yang mendekati 40 tahun, kami masih mampu melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Dia tersenyum dan menatapku sambil berbicara bahwa dia pun amat mencintaiku. Mulanya dia tidak inginkan dan malu, tapi sesudah kucium mesra, kesudahannya menyerah. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu.
