Karena itulah sampai saat ini aku tetap betah bekerja di kost itu meski gajiku kecil tapi “sabetan”ku besar. XNXX Disabuninya dadaku, perut lalu diremasinya tetekku lagi seolah tak ada puasnya menikmati tubuhku. Sialnya (atau malah untungnya?) aku yang harus menerima hasratnya itu. Ada nasi goreng, bakmi, gorengan dll. Diriku? Ketiga lubangku dimasuki. “Aku mau main sama kamu seperti majalah itu, Nul. Film porno pasti! Kuterima sambil berterima kasih. Untung aku sudah pengalaman dengan keluarga Pak Anand sehingga hal semacam ini tidak mengejutkanku lagi. Ini benar-benar pesta seks hebat yang pernah kualami. Berapapun aku bayar!” katanya memaksaku sambil meremas-reMas tetekku dan berusaha membuka kancing bajuku. Malah mereka terheran-heran aku mampu mengimbangi permainannya. Aku pun melayaninya dengan senang. Entah setiap cowok sudah berapa kali menyemprotkan spermanya ke liang nikmatku atau mulutku.
