Tak ada yg istimewa. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa karena polos.“Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak. Bokepindo Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa karena polos. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.“Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren.
