Tak bisa aku lupakan senyumnya yang selalu terkembang saat bertemu aku, dan antusiasmenya menanggapi obrolan denganku.Bahkan kadang-kadang Azni berlaku agak manja menanggapi candaanku. Kemudian tanpa sadar aku mengecup keningnya. Bokepindo Azni tersenyum makin lebar. Tubuhnya sempat terlonjak sesaat. Setelah 1 jam mengobrol akhirnya aku mengajak Azni untuk pulang. Tidak puas-puas aku meremas-remas pantat itu. Waktu itu aku parkir di basement agak diujung. Azni melenguh keras saat aku mengemut pentil besarnya bergantian kiri dan kanan.Tiba-tiba Azni membuka pahanya sehingga tubuhku bisa tepat diantara selangkangannya. Azni benar-benar kaget terhadap hal yang baru kali ini dialaminya itu.Tapi kemudian Azni terbiasa, bahkan melenguh setengah teriak saat aku mulai menjilati klitorisnya.“Ah…ahh..ahh.. Bergantian aku mengemut dan memutar-mutar pentil payudaranya.Sesekali aku remas perlahan sampai agak keras.
