Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme. Kini dia telanjang bulat di antara serpihan pakaian mahal yang kusayat-sayat. XXNX “Bawa ke Pinang Inn… cepat!” bentakku lagi.Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. jangaaann… sshh…” ninin sampai terduduk.Ada sesuatu yang lucu. Segera kuambil dan kulempar ke lantai. Tapi dia tidak menyadari itu, karena aku tahu dia tidak akan suka. akan.. Mungkin karena aku yang sudah terbiasa berteriak-teriak membuatnya ketakutan.“Sekarang giliranmu”, kukeluarkan batang kemaluanku yang sudah agak terkulai.“Kupikir aku nggak perlu menjelaskan lagi cara membangunkan preman yang satu ini…” kataku sambil mengarahkan kepalanya berhadapan dengan batang kemalauanku yang lumayan besar.
