“Terus. XXNX terus.. Apa yang kamu inginkan dari Mas?”
“Semuanya,” kata Naralita sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.Hari-hari berikutnya, Naralita masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Aku menahan penisku tetap menancap.Tidak turun, tidak juga naik. “Mas lepas..” katanya sambil telentang di lantai. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Naralita mulai tampak menikmatinya. Naralita memandangiku penuh harap. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Terlihat betapa mulus putih dan bersih.
