Leo melirik melalui kaca spion, wanita cantik itu duduk santai di belakang, menyelonjorkan kaki dan menyalakan rokok. XXNX Ia tidak tahu apakah Bella akan menyewa ‘jasa’ nya lagi kelak atau mungkinkah mereka bisa bertemu lagi kelak. Sebagian dirinya serasa hilang bersama wanita itu. Mereka mengejang hingga akhirnya merasakan suatu yang sangat melegakan. Diletakkannya tubuh telanjang Bella perlahan di tempat tidurnya. Di dalam kamar mandi, ia melihat air kran masih mengucur deras hampir memenuhi separuh dari bathtub. Dia hanya ber-ah-uh saja sambil sesekali menciumi bibir tebal Leo. Leo terbengong-bengong memandangi sekitar ruangan itu, entah perlu gaji berapa puluh tahun baru bisa membeli rumah seperti ini.“Duduk Bang!” Bella mempersilakannya duduk di sofa “mau minum apa nih? Kawin dengan lelaki yang mampu memberi nafkah cukup lahir batin–tidak sekedar limpahan materi yang semu belaka, hidup bahagia, punya
