Godaanku disambut serius oleh Indah. Sedotan Indah semakin mantap dan lahap, imajinasiku kian melayang. Bokepindo Jari tanganku langsung kuarahkan ke gua tersebut hingga.. “Loh, kok nekad amat. Begitu gunung kembarnya kuremas, Indah langsung terpancing. he..”, kataku dengan nada memancing. Emang keluarga dan pacarmu mendukung?”, aku mencoba mengorek lebih dalam. Akk, Mas! ku mau kel.. Mas!”, ‘kicau’ Indah. “Aku ‘kan mesti motret dulu”, kataku sambil menelan ludah. Godaanku disambut serius oleh Indah. Dengan cepat aku memasukkan senjataku yang sudah memuntahkan lahar.“Mas terus, terus.. Bosan ah..”, ujarku menggoda. “Ngapain pakai baju, tadi kan udah lima kostum. Membuat Indah kelihatan semakin cantik saja. Aku juga nggak konsen motretnya, habisnya tubuh kamu indah banget. “Loh, apaan nih Mas! ya!”, jawabku tergagap. “Buk.. Dengan sabar Indah menyeka seluruh daerah ‘senjata pamungkas’ku.
