“Lho katanya udahan”, kata-kataku membuat Irene tidak mampu berpura-pura lagi. Mulutnya kusumbat, kulumat dalam-dalam. XNXX Sesaat dia seperti berusaha menyatukan pikirannya. “Lu diam aja jangan banyak ngomong”, ujarku cuek. Bosen dengan posisi begitu kucabut penisku dan kusuruh Irene menungging. Sejenak aku menghentikan gerakanku. “Cepat lepasin Ko!” Irene mengulangi perintahnya, kali ini lebih keras suaranya. hmmm.” Aku tiba-tiba menghentikan gerakan naik turunku yang semakin cepat tadi. Selama 15 menit berikutnya aku dan dia masih bertempur sengit. Tiga kali dia orgasme dan yang terakhir betul-betul dahsyat kerena bersamaan dengan saat aku ejakulasi. “Aduh kok ganas banget sih Lu!” katanya setengah membentak. Kasihan juga aku melihatnya terikat seperti ini. “Koko, gua khan adik Meilan!” Aku menyentuh liang kemaluannya dengan tanganku, lalu menjilatinya.
