Erangan dan desahan yg tak jelas terdengar lirih, membuat gairahku semakin bertambah. XXNX Sementara tanganya semakin kuat mencengkram bahuku. Aku menarik nafas panjang mengatur detak jantungku yg tadi sangat cepat. Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepas pejuhku. “Ohh… besar sekali Win.. “Eeemmm Bu Jehan, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Jehan saya undang untuk makan malam bersama…biar lebih akrab aja”, aku mulai memasang jerat. “Erwin, saya belum puas, kita lanjutkan permainan yg tadi..” Tangannya dengan cepat membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairahku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Jehan yg tadinya lembut bisa berubah liar begini? Aku segera meninggalkan kantor Ibu Jehan dengan berbagai macam pikiran yg terbayang. Terus Win… ooocchhh…” Eranganya makin keras, birahinya sudah dipuncak.
