Sampai saya tidak tahan dan sampailah saya pada puncak. Sekali lagi saya tergetar sampai ke bawah. XXNX Dua kali dalam seminggu paling sedikit. Akhirnya Martin mulai menggerang-ngerang berbisik mau keluar.Dengan tekanan yang mantap keluarlah dia dengan semprotan yang keras ke dalam liang kemaluan saya. Genit juga. Kali ini ciumannya di mulut sambil menekankan tangannya pada paha. Memang penyakit saya (atau karunia) ya itu. Kami bersama-sama keluar dengan nikmat sekali. Kami tertidur sejenak. Akhirnya Martin mulai menggerang-ngerang berbisik mau keluar.Dengan tekanan yang mantap keluarlah dia dengan semprotan yang keras ke dalam liang kemaluan saya. Selesailah sudah.Kemaluan saya masih ingin sebetulnya, tetapi dia biasanya sudah tidak bisa lagi. Dia lebih menghendaki keluar di liang kemaluan saya. Saya tidur dengan nyenyak malam itu.Seperti yang bisa diduga pertemuan saya dengan Martin si pemuas seks berlanjut.
