Rina paham aku telah memuntahkan spermaku di dalam rahimnya. XXNX Memeknya memang istimewa, karena tidak ada baunya dan bentuknya mentul atau menggembung. Aku kemudian memesan makanan . Disini letak uniknya, sepertinya pelayan yang mengantar makanan aku orangnya berganti-ganti. “Gimana mas ada yang cocok,” tanya Mbak Lina, demikian ibu STW itu memperkenalkan namanya. Ketiga gadis itu aku lupa namanya, tetapi mereka lumayan bagus-bagus juga. Pak Catur bersemangat menceritakan bahwa tempat itu banyak ibu-ibu yang lumayan, dan harganya tidak terlalu mahal. Hanya ada bangku panjang dan meja panjang. Lalu iseng-iseng aku tanya ke si STW tadi. “Mas pijetnya diterusin dulu, nanggung kan,” katanya. “ Disini apa yang enak,” tanyaku mulai melepaskan kalimat pembuka, kalimat itu kata Pak Catur adalah juga semacam password. Ah sialan, aku terjebak oleh pertanyaanku sendiri.




















