Tanganku mengusap-usap bukit indah di belakang Eksanti, sesekali meremasnya. Cuma bergerak-gerak sedikit saja. XXNX Ia segera menawarkan minuman kepadaku dan mempersilakan aku untuk mengambilnya sendiri dari dalam kulkas kecil di sudut pantry itu. Dengan posisi seperti ini, Eksanti bagai hewan kurban yang siap disembelih, di atas altar kenikmatan yang dipenuhi bahan-bahan masakan!Pelan-pelan aku menuntun kejantananku memasuki gerbang kewanitaannya. acchh.. Setiap mili gerakanku menimbulkan percikan nikmat, sehingga ketika akhirnya seluruh kejantanan itu tenggelam di dalam kewanitaannya, Eksanti langsung mencapai orgasme ketiganya. Eksanti telah pula menaburkan saus tomat dan mentega cair di atasnya, sehingga benar-benar menjadi santapan lezat. Keempat..Eksanti meregang merasakan kenikmatan yang unik menyerbu tubuhnya. Aku pun membantu dengan tanganku, mendorong kedua paha Eksanti agar lebih jauh terbuka.Kewanitaan Eksanti seperti direntang, kedua bibir-bibirnya yang tebal itu terkuak, menampakkan lembah merah-muda yang halus seperti sutra




















