Kamipun tertidur dengan posisi penisku masih menancap di vaginanya.Setelah bangun aku merasa penisku sakit dan panas sekali, akan tetapi saat aku mau mencabut penisku, Rina kembali memelukku. Rina menggeliat-geliat menahan nafsu birahi.Saat lidahku menjilati vagina Rina, Rina berteriak-teriak menahan kenikmatan. XNXX “Saya Dimas”, jawabku singkat.Kamipun ngobrol kesana kemari, aku sudah agak enakan dengan kehadirannya aku bersemangat sekali untuk segera sembuh. Jantungku berdegub kencang ketika aku melihat Rina hanya tertutup daster kecil jauh di atas lutut.“Kecoaknya udah pergi”, Rina berkata sambil tersenyum.Aku terdiam dan terpana, Rina tidak merasa malu sedikitpun dia malah menyemprotkan shower yang dia pegang ke arahku, akupun basah kuyup. Rina mencuci vaginanya dan aku mencuci penisku.“Mas, aku lapar”, kata Rina.




















