Aku memberi mereka makanan hanya karena ingin berbagi, tanpa memandang status mereka. Tolong pak, belikan saya minuman dulu. XXNX “Hah? Tapi kalo soal mem*knya, ngantri yo pak. Yang lain kembali tertawa, sedangkan aku yang belum terpuaskan dalam ‘sesi’ ini, memandang yang lain, terutama Hadi yang belum sempat merasakan selangkanganku. Namun mereka berdua ini tak langsung menggarapku. Kini aku mulai sadar dari gairah nafsu birahi yang menghantamku selama hampir satu jam ini. Pak Edy tertawa. Jangan di situuu…!!” teriakku ketakutan. Sebuah keputusan fatal yang harus kubayar dengan kesucianku. Itu tangan kiri non Eliza masih nganggur, kan bisa buat ngocok punya pak Edy dulu. Aku memang pernah bermasturbasi, namun yang ini benar benar membuatku melayang.




















