Penisku sudah lebih sering masuk tiga perempat menyentuh dasar liang kenikmatan Tante Ratih. Bokepindo “Mari makan malam Dit”, ajaknya membuka tudung makanan yang sudah terhidang di meja. “Duh, kamu kuat sekali Dit”, pujinya melekapkan wajah di dadaku. Tante Ratih. Terkadang bola kubuang ke belakang , lalu kugiring dengan mengilik ke kiri dan ke kanan, terkadang dengan gerakan berputar. Kuremas buah dadanya dan tak sabaran lagi kedua kakiku masuk ke celah kedua pahanya. Perempuan tua ini pernah bertengkar dengan Tante Ratih karena urusan sepele. “
Aku terkesiap. “Tapi Tante suka orang pendiam”, sambungnya.Kami makan tanpa banyak bicara, habis itu kami nonton televisi acara panggung musik pop. Aku berbaring miring membelakangi dia. Dan kupurukkan seluruh batangku sampai ujung kepada penisku menyentuh sesuatu di dasar rahim Tante. Ngaceng abis kayak siap berlaga.Dia?




















