Ah, mana ya nomor **** (edited)? XXNX Kuambil surat kabar itu. Aku baru saja bangun tidur. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran. Nggak usah malu. Aku berjalan ke halaman depan. “Aha… Koran baru sudah datang”, kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini tergeletak di dekat pintu pagar. Kukenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek ketat yang menampakkan lekuk-lekuk pantatku yang begitu menggiurkan. Tapi aku diam merengut saja. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias “you can see,” dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar. Lalu dengan membelakangi Adolf, kulepas BH-ku. Batang kemaluan Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku.




















