Kemudian kurasakan Mbak Mira melepaskan bibirnya dari bibirku,
pelahan menyusur ke bawah. Jangankan untuk ML, sekedar menciumpun rasanya hampir mustahil. XXNX Beberapa saat
kemudian, kutekan kepala Mbak Mira ke bawah, sehingga bagian batangku pun masuk
2/3 ke mulutnya. “Memang nggak boleh senyum. Praktis acara
pada saat itu hanya jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’. Ah,
seandainya aku tidak ke rumah Farah, pasti aku sudah melayang bareng Mela. Tapi
aku mau lebih. Sementara aku tak berkedip memandanginya. Aku merebahku tubuhku yang
terasa lemas di samping Mbak Mira, sambil memandanginya yang asyik mengusap
meratakan spermaku di tubuhnya. “Kamu bete, karena malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain
sama Farah, ya kan?” aku hanya tersenyum, Mbak Mira yang tadinya tutur katanya
halus dan ramah berubah seperti itu.
