Saat dia kehilangan keperawanannya pertama kali, dia menangis menjadi-jadi semalaman. Tiba-tiba perasanku jadi campur aduk saat kudengar suara mobil Rangga memasuki rumah. XXNX rasanya saat itu aku tidak peduli mau dilihat orang, polisi, hansip atau siapa pun juga, aku tidak akan peduli! Aku ingin merasakan lebih lama lagi.Secara tak sadar aku merendahkan pinggulku perlahan-lahan sampai penis Rangga memenuhi liang vaginaku. Hubunganku dengan ayah ibuku juga memburuk. Tanpa mempedulikan bau cairan vaginaku di mulutnya, aku terus menggoyangkan pinggulku maju mundur. Entah apakah kemaluanku sudah sangat basah atau tidak, aku mendengar bunyi berkecipak di kemaluanku. Aku memeluk Rangga sekuat tenaga dengan napas terputus-putus. Siapa yang mau sama aku! Kusambar sebotol Martell VSOP dan kupaksa dia minum.Mulanya Rangga menolak dengan alasan besok harus kerja.




















