Rida benar-benar merasa terhina. Sebelum Rida tersadar, kedua tangannya telah dicekal ke belakang oleh mereka.“Aah! XXNX Tubuh dan wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Aku mau pulang dulu..”, Rida menyapa mereka berdua yang mendekatinya.“Rida, kami bakal diberhentikan besok..”, Warto berkata.“Iya Pak, aku juga nggak bisa apa apa..”, Rida menjawab.Di luar hujan mulai turun. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya.“Sret!”, Rida tersentak ketika celana dalamnya telah ditarik robek.Menyusul branya ditarik dengan kasar. Rida memegang pinggiran meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sementara Diman memperkosa mulutnya. Pinggulnya yang kencang dicengkeram.“Akkkghhh! Meja itu berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Tubuh dan wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Ia memiliki tubuh yang kencang.




















