Windy seperti mendengar suara pintu terkunci. Bokepindo “Neng Windy, ada yang bisa dibantu lagi?” Tanya Pak Heri. “Iya neng.. Mmpphhhh… keduanya berdesah. Neng, enak banget memeknya. Windy tidak ingin membuka matanya, kemudian terbangun dari tidurnya. Pak Heri menahan penisnya di dalam tanpa gerakan. “Pak sudah pak. Nanti lanjutin.”“Lanjutin apa pak?” Tanya Windy sambil melihat Pak Heri. “Paakkkk…”, “Iya Windy”, “Sudah ya mpphhh.. Nanti lanjutin.”“Lanjutin apa pak?” Tanya Windy sambil melihat Pak Heri. Windy memasuki kamar, menutup pintu, dan mulai membuka pakaiannya satu persatu.Ia membuka kaos dan jins yang dipakainya sejak pagi hari. Mmpphhh… hhmmmm…. Ia menarik dan mendorong penisnya perlahan untuk menikmati betul vagina Windy yang masih sempit. mmpphhh.. “Bapak ke kamar ya neng.” Ucap Pak Heri sambil mencabut penisnya. Segar sekali rasanya ketika tetesan-tetesan air membasuh rambut, wajah, leher, pundak, dan payudaranya.




















