Lain kali saja aku ke tokonya lagi. XXNX Muncul pertanyaan itu di otakku. Kini dia hanya memakai bra. Payudaranya coklat sesuai dengan warna kulitnya. Kami saat itu berdiri di dinding toko. “Kenapa?” tanyaku. Aku sampai terheran-heran melihat agresifitasnya.“Kok nafsu banget, Santi?” tanyaku.Santi bukan seorang yang hebat kissingnya. Segera Santi menyibak celana dalamku dan menemukan penisku.“Ugh” aku agak kesakitan karena penisku terhalang celana dalam yang belum terbuka sempurna. Arrgh.. Tubuh Santi juga kecil, dengan tinggi 160 cm, beratnya mungkin hanya sekitar 45 kg. Enak, Boy..” rintihnya. Enak, Boy..” rintihnya. Oh ya, santi.. Kemudian naik ke telinganya dan mulai menggigit kecil telinganya. Tapi karena faktor Santi, aku beli saja. Keep cool, man! Tubuh kami bergoyang berirama.“Ach.. Arrgh.. Ternyata Santi pintar menjaga agar giginya tidak menyentuh penisku. Kata-kata Santi mulai membawaku melayang terbang. Aku mencoba melayaninya




















