Aku terengah-engah dibuatnya. “Dari dalam? XXNX Ia hanya bicara beberapa patah kata bilamana aku terlalu cepat atau terlalu pelan mengemudi.Kami sampai di Malang sebelum tengah hari. Sebuah kamar yang nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. Kubenamkan wajahku di tempik Yena dan kumainkan lidahku, merangsek sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar itu. Dilumatnya aku dengan rakus dan beringas. Kamu ke Bali siang ini. Terusss. Bunyinya, : Sopir cabang Bali sakit. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.Bibir Yena telah mendarat di bibirku. Bawa aku ke ranjang itu. Kupompa dengan penuh kelembutan dengan gerakan yang kusesuaikan dengan debar nafas Yena. Aku mencari WC. Bunyinya, : Sopir cabang Bali sakit. Tapi selepas siang sebuah sms masuk ke HP-ku. Aku terengah-engah dibuatnya. Ia harus istirahat total dan berhenti menyupir untuk
