Kusingkap pelan kaosnya. Bokepindo Jugah.. Bedanya sekarang yang mendapatkan anugerah adalah bagian kepala adik. Dia diam dan mulai berani hanya mengelus khusus adikku saja, tidak lagi pura-pura menyentuh bagian lain. Kupandangi veginya, wow alangkah lebatnya. Serr. Sempat kutatap wajahnya, kulihat sekilas-sekilas dia melirik adikku. Kupersilakan dia masuk sementara pengantarnya yang adalah bell boy kemudian pergi meninggalkannya.Setelah di dalam kamar kupersilakan duduk dulu di kursi pojok kamar. Dia menunduk mungkin malu atau minder karena umur atau ketidak cantikannya, entahlah, yang pasti dia telah dengan ahlinya melepaskan ‘nafsuku’ dari kandangnya. Kurencanakan Sabtu pagi besok saja untuk pulang menggunakan kereta api. Argh”.Dan tanpa dapat dibendung lagi jebollah lahar panas dari rudalku menyemburi lembahnya yang rimbun itu. Kusingkap pelan kaosnya. Tiba-tiba aku teringat biasanya hotel ada info layanan pijat. Sebagai seorang konsultan aku sering pergi keluar kota
