Dadaku mulai berdegup lagi. Bokepindo Dari iramanya bukan sedang berjalan. Mbak Iin sudah turun. Apa yg aq harus bilang, lho tadi kedipkedipin mata, maksudnya apa?Mendadak jari tanganku dingin semua. Ia tepat berada di tengahtengah. Lagi pula percuma, tadi saja di angkot aq kalah lawan kancing. kataku makin berani.Kemudian aq merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Pijitan turun ke perut. Aq tdk ingat motifnya, hanya ingat warnanya.Mau dipijat atau mau baca, ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku,
Ayo tengkurep..!Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Dari jarak yg dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Ah mengapa begitu cepat.Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Makin lama makin jelas. Ia hanya menampakkan diri separuh badan.Mbak Iin.., aq mau makan dulu.
