aku buru-buru menarik tanganku, tidak enak takut dikatakan kurang ajar. Tapi aku tahan dulu. Bokepindo Jadi detailnya kelihatan jelas. Aku pikir dia akan melepaskan tanganku, eh.. Bahkan aku sempat kasih tanda merah di kedua pangkal pahanya. Lalu aku cabut penisku yang sudah lemas dan “pluk” suaranya seperti botol sampanye dibuka. Kalau dilaporkan bisa-bisa aku dipecat. Jam 18.45 aku sudah sampai di Lobby Apartemen-nya di bilangan Benhil.Tidak lama dia nongol di Lobby dengan masih memakai pakaian kerjanya, dan segera mengajak saya naik ke Apartemennya. Dia menggelinjang kegelian. Ada juga yang meleleh di pahanya yang mulus. Bahkan aku sempat kasih tanda merah di kedua pangkal pahanya. Biar customerku puas duluan. saat aku mau membersihkan dengan tisue, eh dia melarangnya.“Biarin aja, aku ingin menikmatinya”.Wah, erotis juga nih orang.
