Ketakutannya membuat Dian tidak peduli dan terus memelukku. Beberapa jam kemudian sampailah aku di gang rumahku. XXNX Kutarik lepas celananya, Dian tersentak dan merapatkan kakinya. Di luar dugaan ku ternyata dia setuju.Tanpa banyak bicara, kubukakan gerbang dan pintuku dan mempersilahkannya duduk di ruang keluarga. Walhasil terlihatlah pemandangan yang luarbiasa.Airmata yang meleleh di pipinya menambah kecantikan Dian. Tapi membayangkan hangatnya kamarku membuat aku mampu menembus hujan deras itu di atas motorku. Dan sepertinya gerakanku tepat, karena pekikan kesakitan Dian mulai berubah menjadi desahan, walau ia masih meronta dan menangis. Desahannyapun kini berubah menjadi erangan nikmat. “Mas, aku takut gelap” Jeritnya. Kutarik batangku perlahan dan setelah lepas, mengalir keluarlah air maniku melalui lubang kenikmatan Dian. Besar resikonya kalau “makan” anak tetangga sendiri, hehehe.Segera kuambilkan handuk, kaos, celana training dan jaket dan kuberikan padanya.
