“Yaannn… La.. “Yaan.. XXNX “Diinnn… Diiinnn!” Shit! Dengan kombinasi ini Lala pun tidak bisa berpikir darimana serangan bibir dengan lidahku ini, dia hanya bisa menggelinjang dan keringatan. please…”
“Duuaaarrr” seperti disambar kereta Argo Wilis deh dengar Lala minta tolong aku seperti itu. “Aaagghh… Yyaaann…!” tubuh Lala pun menyentak pinggangku. Aku hirup dalam-dalam bau branya terus kugantungkan saja ke kaca spion Escudo sebelah. “Ah nggak kok La, biasa saja, audiencesnya saja yang asyik dan lagian juga karena vocalistnya yang neh.. “Nah… emang kamu nggak ada yang jemput La?” tanyaku ke Lala. “Hmmppp… nngghhjj…” Lala langsung peluk aku dengan kepala nyandar di dadaku. “Diinnn… Diiinnn!” Shit! Kulempar beserta jacket dan kaosku ke belakang ke dalam mobilku yang pintunya memang masih terbuka. Lala tidak bisa ngomong apa-apa lagi kecuali kepalanya yang mendongak ke atas sambil megap-megap saat
