Aku segera menghentikan langkahku begitu kutemui warung rokok. Gerimis ternyata tidak menghalangi para pencari dan penjual kenikmatan bertransaksi.Suasananya masih ramai seperti pasar. XXNX Sampai tak terasa aku tiba didepan rumahku. Jam baru menunjukan pukul 22.00 tapi temanku satu persatu bubar, mungkin karena cuaca yang kurang bagus.Biasanya pasti sampai matahari terbit baru pada bubar. Tanpa sadar tanganku kembali mengocok senjataku yang kian mengeras.Makin lama kocokanku makin cepat, hingga memancarlah lahar panas ke atas perutku. Saya masih menyusui” Aku tak perduli, imajinasiku di stensilan semua kupraktekan, bahkan tanpa jijik aku menjilati kemaluannya.Baunya sungguh sangat tidak enak, tapi nafsuku kala itu mengalahkan semua perasaan jijik. Tiba-tiba gerimis datang, kami semua berlarian berteduh di salah satu warung.
