Ia mendesah terpatah-patah. XXNX Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya.Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku. Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC.Saat kekagetanku belum hilang, ia kembali melap keringat di dahiku. Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur. Aku hanya mengelus putingnya sebentar. Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat. Penataan interiornya juga indah. Namanya Bu Via. Tapi aku tidak memulainya dari situ. Sesaat kemudian pekerjaanku selesai. Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya. Ia kemudian dengan lembut menarik celana dalamku. Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku. Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya.Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata.
