Aku pun tidak peduli. Bokepindo Ahhhhhh …. Sebagian air mani itu membasahi bajuku dan rambutku. Perlahan-lahan kepala Pak Kusrin berpindah dari dadaku, turun ke perutku dan akhirnya dia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Dia menarik dan mendorong kontolnya lebih cepat. “Shhhhhhh …. “Sudah lama kan kita gak ngewek.” “Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah. Aku meracau dilanda kenikmatan yang timbul karena gesekan dinding memekku dengan kontol Pak Kusrin. Reluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Aku sudah mau sampai, Pak …. Badanku aku bungkukkan sedikit sehinga pantatku agak menonjol ke belakang. (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Kusrin itu dan sesekali aku menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). Setelah itu, aku masuk ke kamar dan rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster.
