Walau tersembunyi, jelas bisa dapat kulihat ceplakan bibir vaginanya. Aku sudah tak mampu berpikir waras. XNXX Hmm..”“Sekarang masuk ke dalam..” ulangnya sambil menunjuk kolong meja.Aku merangkak ke kolong mejanya. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.“Aku puas sekali, Bay,” katanya.Kami saling menatap. Karena gemas, kukecup berulang kali. Bagian atas pahanya ditumbuhi rambut-rambut halus kehitaman. Apakah dugaanku benar?”Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang berdebar-debar.“Bayu, apakah dugaanku benar?”“Iya, Mbak. Aku menengadah.“Haus..” jawabku singkat.Tangan Bu Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri serta kanan pinggulnya. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, serta sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.“Ingin tahu warnanya?”Aku mengangguk tak berdaya.“Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.“Aku puas sekali,
>