Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. XXNX Sebelah lututku menyentuh karpet. Nafasnya mengebu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Dan di situlah hidungku mendarat. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Suka betis Mbak. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Aku menengadah.“Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku.
