Sempit, hangat. Bokepindo Menggerakkan telunjuknya menelusuri garis-garis dadaku, membiarkanku tertawa kecil. Jay, sahabat terbaikku.Chie adalah gadis penuh pesona. Menemuiku dan meminta maaf?”
Kutatap mata Jay, mencoba menyelami perasaannya, sama seperti dulu. “Untukmu?” senyumku sambil menatapnya. Di saat aku pun berjuang melawan desisan hawa nafsu yang bergejolak dalam diriku.“Ray…”
“Ada, pasti ada suatu saat nanti,” desahku. Dan aku tak bisa menolak ketika Chie mulai menciumi leherku dan membuka retsleting celanaku, menelanjangiku, membiarkanku mendesah saat jemarinya menyentuh batang kemaluanku. Hei!” Jay berteriak gaduh. Erangan dan desahan nafas kami terdengar memenuhi ruangan. Namun sebuah tepukan di pundakku membuka mataku. Namun aku tak tahu harus tertawa ataukah menangis mendengar sindiran itu. Bukan emosi terhadap Jay, melainkan terhadap dirinya. Meninggalkan…
“Ray,” Jay berseru di belakangku, “Ingat, sobat.
>