Di sibakkannya beberapa helai jembut Reva lalu menatap lekat-lekat permukaan vagina si cantik.Beberapa menit menganalisis bagian luarnya sambil menempelkan stetoskop yang terhubung pada kuping lancipnya, Sigmund berlanjut pada bagian sebelah dalam.Di tusukannya pelan telunjuk yang telah di olesi sejenis minyak ke dalam liang persenggamaan Reva lalu mendiamkannya sejenak, sesekali ia mengobelnya pelan mengenali tekstur di dalamnya. XXNX Namun tidak bagi Sigmund, ia belum mencapai titik penetrasinya.Akhirnya dengan hati yang sudi mau membantu, Reva bangkit menuruni ranjang lalu berlutut menghadap penis berkepala besar milik Sigmund dan ..” sluuuuurrrrpp .. Sesuatu yang baru saja di temukan Sigmund dengan hatinya.Bila ia bisa menciptakan replikasi vagina atau alat bantu sex lainnya, tapi untuk yang satu ini … TIDAK. Sesaat kemudian, profesor muda itu menolehkan wajahnya ke arah Reva dan mendapati mata cantik wanita tsb sedang terpejam sembari




















