Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. “Emang berani?”, tantang Gita. XXNX “oohh.., uugghh”, banyak sekali cairanku keluar. Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. “Aku Iwan”, aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Gita. “sstt.., hh.., sstt..”, mulutnya berdesis seperti ular. Gita terus memandangiku. Melihat gerakanku itu, tiba-tiba dia mengangkat dadanya. “Gita sayang sama Iwan”, hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku. Gita terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar.
>
Gai Hàn Nóng Bỏng
Related videos









