Andri bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Bokepindo Van.. Gue keluaar.. ahh..”Payudara Fitri terasa legit dan kenyal. Si “ujang” telah berada di dalam mulut Andri, tengah disedot dan
dimainkan dengan lidahnya.Tidak hanya itu, Andri juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang
nikmat. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”“Mana ada perkosa nggak kasar?” Andri tertawa lagi. Udah deh.. udah maleem.. Nafsuku sulit ditahan. Dari tadi aku tidak menyadarinya.“Mi, apartemen siapa nih?”“Apartemennya Fitri. Fitri mengambil posisi di selangkanganku, menjilati kemaluanku.Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Puas?” Andri bertanya.“Puas banget deh.. luar..”Andri semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluank menyemprotkan sperma berkali-
kali ke dalam mulut Andri. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Andri, sahabatku dan Tia semasa
kuliah dahulu.Kulihat Andri bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya.
