Aku menunggu perlakuannya dengan jantung yang berdebar kencang.Napasku turun naik, dadaku terasa panas, begitu pula vaginaku yang terlihat pada cermin yang terletak di depanku sudah mengkilat akibat basah, terasa hangat. XNXX Kami benar-benar melupakan bahwa kami sama-sama perempuan. Ada perasaan malu di dalam hatiku. “Ayo Mas..! Diberi semangat begitu, Yanti semakin gencar menghisap-hisap putingku, namun tetap lembut dan mesra. Jarinya memilin-milin puting susuku. Tersungging senyuman di bibirnya. Banjir oleh cairan pelicin vaginaku dan air liur Yanti. Cairan yang asin dan gurih itu kubayangkan sperma Mas Sandi. Kubalas ciuman mesranya itu setelah tubuhku mulai tenang.“Terimakasih Yanti.., enak sekali barusan..!” kataku sambil tersenyum. “Aku tinggal menghubungi Papa nanti di Jakarta.
