“Kenapa kamu bertanya demikian? Bokep indo Sebentar. Aku sudah tidak perjaka. “Suasana yang tak menyenangkan, kurasa,” ucapnya. Kualihkan pandanganku ke arah gelas di atas meja. “Jangan,” kataku. Ia terkekeh. Secara otomatis lenganku terangkat dan memeluknya. Dari balik kemeja putih tipis yang ia kenakan, aku bisa melihat bayangan bra-nya. Kubungkukkan punggungku, meraih puting buah dadanya dengan bibirku. Beberapa jam yang lalu aku masih melihat tawa di wajahnya, senyumnya. “Ikuti saja iramanya,” ia berbisik lagi. Kubalikkan tubuhku dengan kesal, lalu melangkah kembali ke sofa. “Letakkan tanganmu di sini,” bisiknya. “Wah,” kataku, “aku tak bisa dansa.”
Ia mengangkat tubuhnya dan tersenyum. Kenikmatan yang luar biasa, saat ia memainkan jemarinya di sana. “Hey, geli. Ia menoleh, alisnya berkerut saat memandangku. Kurasakan jemariku menempel di dadanya. “Jangan hentikan aku,” desisku. Hey, seleramu lembut juga. Lalu kudengar langkahnya mendekat.
