Setelah salingmerapihkan pakaian masing-masing Hanif menyelipkan kertas yang berisikan nomer hp’nya.“besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”Sempat timbul rasa kecewa dalam hatiku“langsung saja..” terang Hanif,sambil menempelkan tanganku ke arah vaginanya sambil tersenyum manja.Setelah kejadian ini,hampir tiap hari kami bercinta kilat didalam kamar mandi lantai 3. Kuremas-remas payudaranya dan klirotisnya pun mendapatka pelayanan istimewa dari jemariku.Tubuh Hanif tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada kont0lku. XXNX Irama aku percepat dangan sesekali aku menghentakkan kont0lku dengan kerasse hingga membuat Hanif mengerang meskipun agak sedikit ditahan mencegah suaranya terdengar sampai keluar. Perlahan-lahan aku dorong masuk kont0lku, terasa agak seret meskipun vaginanya sudah basah oleh cairan kenikmatannya dan akhirnya kont0lkupun masuk setengahnya mengisi vagina Hanif. Hanif menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu karena tak bisa kudapatkan dari pacarku sendiri demikian juga Hanif yang terlanjur kecewa dengan




















