“Ya Erik..aku adalah milikmu. Bokepindo Maria. Tangannya meraba-raba dan meremas payudara wanita itu.“Ohh..Erik”Pelan-pelan, tangan Erik menyingkap rok wanita itu dan menari-nari di sekitar pinggul dan pahanya. Kalau kamu capek, besok bolos saja.”
Erik pun menggendongku yang masih terisak kekamar tidurku. Kemudian berteriak,
“Kenapa??!! Nafasnya terdengar berat penuh dengan kemarahan dan birahi. Temennya juga..” ujar Sara sambil tertawa kecil. Aku tidak mau bergerak juga, seolah-olah aku sengaja ingin ditemukan oleh Erik. “Tidak”, Erik masih memandangiku sambil memegang mukaku, seolah-olah aku tidak bernyawa. Akhir-akhir ini, kami memang jadi sering membicarakan soal cowok. Dan aku bisa tahu apa yang terjadi di dalam sana. “Mulai saat ini, aku-lah yang akan merawat dan mengurus Maria. Dia pun menahan tanganku yang terikat dan mendekatkan bibirnya ke bibirku. Saat itu, aku benar-benar sendirian. “Erik marah..”, pikirku. Aku tidak diperbolehkan untuk keluar rumah




















