Selang sehari kami setelah bertemu bisa bertemu lagi. XXNX Engga sabaran “dia”, sejak dua hari lalu “nganggur” saja. “Kan baru sekali, Yang, sekali lagi ya?”
“Kita masih banyak waktu.”
Ya, masih banyak, tapi suaramu serak dan nafasmu memburu. Aku tak kaget kalau dia sudah tak perawan lagi. Penis dan jariku yang sudah menikmatinya. “Hmm.. Semacam curhat. “Hmm..?”
Aku terus menciumi wajahnya, tanganku ke dadanya. “Bisa nginap dong.”
“Beres,” sahutnya. Kenapa?” jawabku. “Maass.. Entar deh, lihat-lihat situasi.” Alia duduk di ranjang dan mengangkat sebelah kakinya mulai mengenakan celana dalam. Aku tak kaget kalau dia sudah tak perawan lagi. Beberapa hari setelah Alia tiba kembali di Makassar, kami memang masih berkiriman mail, tapi Aku bisa merasakan ada perubahan dalam gayanya menulis. Inilah tubuh yang beberapa hari terakhir ini terus tertutup walaupun banyak kali aku ‘menyuntik’ maniku.
