Oke aku terima aku salah, tapijangan terus-terusan marah dong, apalagi di depan anak kampus gitu, akukan juga punya malu.. Anehnya, waktu semua pada keluar, aku tidak melihathidung Irene keluar dari kelas, apalagi ‘toket’ indahnya.“Yaan..!Nama kamu Iyan kan? XNXX Kamu sih bikin aku kaya gini.. kkhh.. Dengan jariku, secara terus menerusklitorisnya kusentuh, pelintir, lalu kugosok. “Itupunya kamu sayang.. “Ready to go honey..?”
“Mo kemana..?” tanya Irene. “Kamu nggak pa-pa kan? Udah! good tasted. payudara 34 (tidaktahu cup-nya). nggak jadi deh Yan..” what’s wrong with her? Akhirnya kami bertiga menuju pelataran parkir. “Sabar yah kecil, ntar jatahnya bakalan dapet deh..” katanya lucu.Dengan tangan kirinya Irene mendekap leherku erat sekali sambil mengecup dadaku manja, kadang juga dia meraih rambutku. Dengan cepatjilatan lidahnya beralih membasahi putingku.“Gggffgh..! untung saja tidak dikatakan Tele Tubbies bersaudara, bisa-bisaditaruh di lemari hiasnya dong.




















