ahggh.. XNXX “Duh.. Monyet!Kuulurkan tanganku mengangkat gagang telepon yang barusan berbunyi keras sekali di pinggir kepalaku. Nia mengangkat kepalanya dan memandang ke bawah. Selalu saja anak ini tahu maksudku. “Nia? Nia mendadak menggerak-gerakkan genggamannya pada batang kemaluanku. Mau kemana?”
“Curhat saja, aku pingin refreshing,” sahutku sok sedih. nyari tempat yuk,” kataku. Kubuka retsleting celanaku, mengeluarkan batang kemaluanku, menggoyang-goyangnya sejenak dalam genggamanku sampai menegang. ahh..” kutariik-tarik kulit kemaluanku, merasakan nikmat pada ujung-ujung sarafnya. Tamparan itu telak mengenai pipiku, membuat pengaruh obat di kepalaku sejenak berkurang. “Bentar saja..” sahutku, dan langsung mengambil kunci mobil dan tanpa menunggu seruan mamaku, aku membawa mobil papa keluar rumah.Di jalan kutenggak teh pahit yang selalu kubawa di saku jaketku. “Aku butuhh.. Mendadak saat itu aku ingin menelepon Enni dan meminta maaf.—————————————“Ray..?” “Ah, sorrie..” sahutku cepat.
>