Setelah istirahat sebentar dan nafas kami kembali agak normal, bu Tus mengambil CD-nya dan dibersihkannya penisku hati-hati. XNXX Ketika nafas Nining sudah mulai agak teratur, lalu kutanya,
“aam.., boleh kumasukkan sekarang.., aam..”, Nining tidak segera menjawab hanya terus menciumi wajahku, tetapi tak lama kemudian terdengar suara pelan di telingaku,
“Paak…, pelaan…, pelaan…, yaa…, Paak”, dan dengan tidak sabar lalu kupegang batang penisku dan kugesek gesekan pada belahan vaginanya dengan sedikit kutekan dan ketika kuanggap pas di lubang vaginanya, segera kutekan pelan-pelan dan Nining sedikit mengeluh,
“Paak…, sakiit…, paak”. Setelah beberapa tempat di punggungku dikerokin, bu Tus berkomentar. “Ada apa Pak Tus”, tanyaku. Kok dari tadi tidak kelihatan”
“oohh…, sudah tidur paak”, katanya. “Paak…, kita ajak Pak Pur makan siang disini saja…, yaa”, dan pak Tus tidak menjawab pertanyaan istrinya tetapi bertanya kepadaku.
