Saya kaget, Wah, hebat ternyata ber-masturbasi ucapku dalam hati. ”, tanya Idris sambil menjabat tanganku.“ Baik nih Dris”, jawabku sambil ter-senyum.“ Oh iya, duduk dulu deh Wan, biar enak kita ngobrolnya ”, ucap Idris mempersilahkanku.Setelah saya duduk di kursi kantornya yang empuk itu, saya mulai mengajukan permintaan,“ Dris, saya butuh bantuanmu ”, ucap saya.“ Oh, itu semua bisa diatur, emang bantuan apa ni Wan ? XXNX Kemudian Mas Andy-pun memeluk Mba’ Erna. Dalam hatiku saya merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Apalagi saya punya kenalan yang bekerja di perusahaan, namanya Idris. Setelah lama, saya mengubah posisi Mba’ Erna, badannya kutarik sehingga kini diaada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara kejantananku dan kewanitaannya masih menyatu. Mba’ Erna memelukku dan mencium pipiku berkali-kali sembari membisikkan sesuatu ke telingsaya.“ Makasih ya Wan, saya puas sekali
